Wednesday, August 6, 2008

Teknis Adalah Fundamental

Ini mengutip kalimat kakak gw, ketika kita berbincang soal manajemen ngurus bayi. Secara kami itu Virgo, teknis dan detail adalah nama tengah kami, hohoho (padahal sih sebenernya kami juga udah punya nama tengah).

Gw jadi inget pas 6 bulan pertama, terutama setelah gw harus mulai kerja lagi. Beberapa hari sebelum masuk kerja, gw sibuk menyusun jadwal harian. Enaknya gimana ngatur jadwal selama di rumah, dari jam 6 pagi sampai 8 pagi pas gw berangkat kantor. Manajemen waktu adalah segalanya deh, supaya segala keinginan bisa terpenuhi.

Jadi disepakati kalau begitu bangun, gw akan nyusuin Senja, abis itu kita bertiga main-main bentar di tempat tidur. Abis itu Hil nyiapin mandi Senja, lalu mandiin. Pas Senja mandi, maka gw bisa mandi juga, atau sarapan atau mompa ASI jika stok mencemaskan. Abis itu, gw nyusuin lagi sebelum berangkat. Nah trus di kantor, gw akan mompa ASI jam 12 dan jam 15. ASI perahan disimpan di kulkas kantor, lalu dibawa pulang dengan cooler bag yang dilengkapi dengan blue ice supaya dinginnya tahan lama. Kalo lagi pulang naik taksi atau bajaj, maka gw bisa memompa ASI. Lumayan buat ngisi waktu daripada bengong di jalan, hihihi.

Begitu sampai rumah, maka biasanya gw beruntung bisa ketemu Senja yang masih lunjak-lunjakan. Main-main sebentar, lalu nyusuin sambil nina bobo Senja deh. Kalo Senja lancar tidurnya, maka gw akan mompa lagi sebelum tidur. Begitulah seterusnya.

Manajemen waktu itu terbukti lancar, sampai kini tiba masa MPASI.

Selama MPASI tahap pertama, yang masih bubur susu dan puree buah gitu, jadwal harian masih bisa berlangsung seperti biasa. Tentunya ada aktivitas tambahan, yaitu nyiapin makan Senja. Karena gw mengambil jalur homemade frozen baby food, jadilah gw dan Hil banyak berkutat dengan ngukus, ngeblender, ice cube trays dan kotak-kotak wadah.

Ini diawali dulu dengan rancangan menu sepekan yang gw siapkan. Metodenya kurang lebih gini. Dalam sepekan, gw menentukan makanan apa saja yang ingin gw berikan kepada Senja, terdiri dari karbohidrat, buah dan sayur. Misalnya nih, pada suatu pekan gw ingin memperkenalkan beras putih, beras merah dan kentang. Lalu sayurnya brokoli dan jagung manis. Sementara buahnya adalah pepaya, pisang dan apel. Nah dari situ gw bikin kombinasi menu deh biar Senja gak bosen.

Di hari Sabtu atau Minggu atau Senin atau Selasa, gw dan Hil ngebikin makanan buat sekaligus seminggu. Kalo ada yang bisa dicicil sebelumnya, lebih bagus lagi. Kadang dalam semalam kami sampai ngeblender dua jenis makanan sekaligus, dan menaruhnya dalam ice cube trays. Targetnya sampai freezer gak bisa diisi lagi deh, hehehe. Abis itu semua kelar, tenang deh. Selama sepekan, tinggal ngeluarin kotak-kotak makanan sesuai menu yang sudah disusun. Tentu saja bisa terjadi perubahan menu, misalnya kalo tukang sayur yang diharapkan bawa pisang ambon eh ternyata gak bawa, gitu. Nah itu tentu harus ada Plan B-nya, hohohoho.

Teknis macam beginilah yang hendak gw temukan saat Senja memasuki MPASI tahap kedua, di bulan ke-7 ini. Sepekan pertama ini adalah tahap trial-and-error, untuk menemukan apakah Senja doyan ayam, daging, ati atau enggak. Kalo doyan dan gak menimbulkan dampak apa pun (kecuali kenyang dan senyum lebar, hihihi), maka pekan depan udah mulai diseriusi.

Seperti kata Hil tadi, mau jalur frozen atau bikin tiap pagi, gak soal. Yang penting adalah ketauan gimana reaksi Senja terhadap makanan tersebut. Biar gak gila dan punya lebih banyak waktu untuk main di pagi hari sama Senja sih naga-naganya bakal frozen juga, selama udah ketauan tingkat kekasaran makanan yang diinginkan oleh Senja. Nah ini dia yang susah. Jadi yaaaa kita beri waktu lah buat eksperimen.

Kalo teknis begini-beginian gak dipikirkan masak-masak, gw yakin dari awal niat ASI eksklusif gw bisa bubar blundas di tengah jalan. Begitu juga di masa-masa MPASI ini. Andaikata niat gw gak seteguh baja, diiringi dengan pengaturan teknis yang matang, maka Senja pasti akan jadi mangsa Milna, Promina, Sun dan teman-temannya.

Ah, bener-bener deh, teknis adalah fundamental betul buat gw, juga kakak gw.

2 comments:

Anonymous said...

selain teknis, yang juga fundamental adalah human factor.

beruntunglah kita berdua, punya suami yang luar biasa dan sudi bekerjasama.

gue sempet merhatiin sekilas email yang lalu lalang di milis, kebanyakan ngga mencantumkan peran si bapak.

entahlah apa para ibu itu lagi narsis (hehehe), atau para bapak itu emang perlu dijitak keras-keras (hehehe).

mudah-mudahan yang pertama yang bener. kalo yang kedua, wah kasihan bayi-bayi itu...

gita

Anonymous said...

oh ya, gue membahasakan 'bapak' dan 'ibu', bukan berarti gue meniadakan keluarga-keluarga 'alternatif' lho ya ... misalnya yang punya dua 'bapak' atau dua 'ibu' atau juga emang cuma ibu aja, atau bapak aja...

gita