Berdasarkan pengetahuan yang gw dapat dari BKIA soal DPT dan DPaT alias Infanrix, maka gw pun mulai meng-google seputar itu. Gile, bener deh, apa jadinya ya gw tanpa google. Dari situ gw belajar soal imunisasi yang kombo, soal perbedaan DPT dan DPaT juga seputar harga imunisasi tersebut.
Bedanya DPT dan DPaT adalah seputar efek yang dihasilkan. Kalo DPT itu bikin panas, sementara DPaT tidak bikin panas. Lalu gw belajar juga bahwa DPT dan DPaT itu ada ‘temen’-nya, alias versi kombo. Ada yang Hepatitis B, ada juga yang bareng Hib (pencegah radang selaput otak) dan bareng IPV (lupa kepanjangannya apa, lupa juga buat apaan). DPT (panas) yang digabung sama Hib namanya Tetract Hib, sementara DPaT (gak panas) yang digabung sama Hib namanya
Infanrix Hib atau Tripacel-Act Hib. Semula gw pikir namanya tuh ‘Infantrix’, eh rupanya yang bener ‘Infanrix’.
Selain soal berbagai kombinasi si DPT atau DPaT ini, yang mengusik gw juga soal harga. Soalnya dari berbagai artikel dan imel yang gw temukan, semua hanya menyebut kalau imunisasi tersebut mahal, tapi gak pernah disebut berapa harganya. Tentu saja ini menantang gw untuk terus mencari. Secara gw harus memberikan imunisasi Hepatitis B secara terpisah buat Senja, maka pencarian pun gw fokuskan pada pemberian imunisasi DPT/DPaT dan Hib. Lalu gw menemukan sebuah email dari seorang ibu, lupa tahun berapa, yang ngasih ancer-ancer harga sebagai berikut:
- DPT (panas) Rp 25 ribu
- DPT (panas) + Hib Rp 200 ribu
- DPaT (tidak panas) Rep 240 ribu
- DPaT (tidak panas) + Hib Rp 350 ribu
Hm, oke, itu pasti harga lama. Sekarang saatnya kita cari harga baru. Penasaran aja pengen ngebandingin.
Di RS Yadika Pondok Bambu, harga Tetract Hib itu Rp 212.500, sementara Infanrix Hib adalah Rp 437.500. Kalo Infanrix doang, Rp 300 ribu dan Hib doang itu Rp 207 ribu. Tapi kalo Senja dikasih imunisasi itu secara terpisah, artinya disuntik dua kali pada satu kesempatan. Nah, kesian dong. Padahal tujuan gw nyari kombo Infanrix Hib adalah untuk menjarangkan prosesi suntik menyuntik di tubuh Senja. Jadi kita lupakan saja skema Infanrix dan Hib yang terpisah.
Lalu iseng gw nelfon ke RS Bunda Aliyah, RSIA baru di daerah Pondok Bambu, deket Giant (d/h Hero) Pondok Bambu. Kebetulan dr Dahlan praktik di sana, ini kan termasuk salah satu dokter anak yang patut gw pertimbangkan kalau-kalau Senja sakit. Nah, menurut google, harga di RS Bunda Aliyah itu masih murah karena baru soft opening. Mari coba kita buktikan. Kita angkat telfon dan tanya-tanya. Infanrix Hib Rp 429 ribu, sementara Infanrix doang Rp 286 ribu. Nah kalo dibandingin kedua RS itu aja, udah ketara kalo RS Yadika lebih mahal. Ih emang deh, perasaan apa-apa mahal di Yadika.. Mana kalo dokternya ngasih resep, ada stempel ‘hanya bisa ditebus di Apotik RS Yadika’ huhuhuhu...
Lalu gw telfon tempat kesayangan gw dan Hil: Carolus. Pertama jajal ke BKIA. DI sana, gak tersedia Infanrix Hib. Mungkin karena imunisasi Hib itu gak wajib, hanya dianjurkan saja. Atau bisa juga karena harganya mahal. Adanya Infanrix dan Hib yang terpisah, masing-masing seharga Rp 285 ribu dan Rp 185 ribu.
Lantas telfon ke Poli Anak-nya Carolus. Di sana ada Infanrix Hib seharga Rp 400 ribu, Infanrix doang Rp 265 ribu dan Hib Rp 210 ribu atau Rp 175 ribu (tergantung mood dokter mau pilih imunisasi merk mana).
Oke, tuntas sudah pencarian. Setelah presentasi soal harga ke Hil, kita membulatkan tekad untuk tetap memberikan imunisasi Hib, walaupun harganya mahal, walaupun ‘hanya’ masuk kategori imunisasi yang dianjurkan. Seperti kata dr Dahlan, penyakit meningitis itu kan ada di Indonesia. Tapi imunisasi ini hanya sebatas dianjurkan karena kalau diwajibkan, berarti pemerintah harus beli imunisasi itu, dan harganya tuh mahal. Mangkanya, dijadiin imunisasi yang dianjurkan saja. Dengan pertimbangan tersebut, ya sudah, kita kasih Hib buat Senja, dan kita kembali ke pangkuan Carolus. Emang dah, Carolus banyak banget murah meriahnya...
Dan tadi sore, kita ke Carolus, bukan ke BKIA seperti biasanya, untuk ketemu sama dr Eveline. Gw dan Hil sih berasa so-so aja sama si ibu dokter ini. Gak mengecewakan, tapi juga gak mencengangkan kerennya gituh. Dr Eveline cuma ngecek apakah Senja sehat atau enggak, supaya dipastikan bisa dikasih imunisasi. Sehat, beres.
Kata dr Eveline, selain Infanrix Hib, sekalian aja sama Polio-nya yang dosis ketiga. Bole aje. Pas gw ngobrol soal imunisasi Hepatitis buat Senja, apakah perlu program khusus atau enggak, dr Eveline bilang kalo imunisasi yang ketiga dipercepat saja waktunya. Senada lah sama kata dr Dahlan Ali Musa yang bilang gitu juga soal imunisasi Hepatitis B buat Senja. Gw tanya, terus mau sekalian sekarang gitu? Kata dia, jangan deh. Kasian Senja, karena hari ini aja berarti dia terima tiga macam imunisasi: DPaT, Hib dan Polio. Kalo ditambah lagi pake Hepatitis B, kesian kali ye. Ya udah, jadilah dijadwalkan sekitar dua pekan lagi, yaitu tanggal 25 Maret.
Abis itu si dokter siap-siap untuk nyuntik Senja. Untung Senja mood-nya lagi oke dan tampaknya menikmati tempat periksa di ruangan dokter yang penuh mainan itu. Hil yang megangin, dibantu sama susternya, lalu dokter pun nyuntik imunisasi Infanrix Hib itu di paha kanan Senja. Njussss... Senja langsung nangis... huaaaaaa... tapi nangisnya langsung berhenti pas dikasih imunisasi Polio karena lewat mulut. Enak kali yak.. jangan-jangan rasa stroberi...
Kelar semuanya, gak ada pertanyaan lagi, gw dikasih kwitansi deh. Yahhh bayar ya, gak bisa gratis? Heuheuheu. Total ongkosnya Rp 545 ribu: Rp 90 ribu untuk konsultasi, Rp 20 ribu untuk tindakan dokter, Rp 400 ribu untuk Infanrix Hib, Rp 20 ribu untuk Polio dan Rp 15 ribu untuk administrasi.
Sampai Senja umur 18 bulan, total ada 4 dosis Infanrix Hib untuk melindungi dia dari penyakit-penyakit jahanam itu. Boooo... mahal yaaaaa....