Semangat gw untuk membuat cemilan ternyata masih membara. Awalnya sekadar merasa rugi kalo berlembar-lembar roti gandum Sari Roti ini mesti dibuang karena besok udah memasuki masa kadaluarsa. Sementara Senja baru memakan satu lembar saja. Ih rugi bandar dong.
Jadilah kita pikir masak-masak, ini roti baiknya diapain ya. Soalnya kan cemilan terdahulu, yaitu roti kukus keju, kurang terlalu disukai. Mungkin karena terlalu kenyal memadukan roti gandum dengan kuning telur. Jadi kita mesti cari cemilan lain.
Mari kita ke sahabat kita, Google. Gw cari dengan kata kunci puding roti apel. Apel, soalnya bokap baru aja dapat apel merah sekardus. Rugi kalo tidak dimanfaatkan. Wuah ternyata ketemu. Namanya ya sama: puding roti apel. Caranya begini, roti dipotong kecil-kecil, rendam dalam susu, lalu campur dengan telur, aduk-aduk. Cari wadah tahan panas, olesin mentega, susun apel yang sudah dipotong tipis-tipis, lalu dituangin adonan roti campur-campur tadi. Panggang, beres.
Oke, tentu harus dimodifikasi secara oven di kompor nyokap harus ditelisik dulu, bisa difungsikan atau enggak. Soal telur, gak pakai, karena Senja kan belum siap umur untuk mengkonsumsi putih telur.
Jadi, modifikasinya begini. Roti dipotong kecil-kecil. Abis itu apel dikukus, diblender, campur sama roti, sebagian aja. Maksud hati sih supaya rotinya lemes, seperti efek yang diharapkan ketika merendam roti dengan susu. Mudah-mudahan sama, hehe. Abis itu taro di wadah kecil-kecil, separo wadah diisi si roti-rendam-puree-apel, lalu separonya lagi diisi puree apel-nya. Sayang gak ada kayumanis, kalo ada pasti lebih sedep.
Dengan 3 lembar roti dan 1 apel, jadi 4 porsi puding roti apel buat Senja. Berhubung hasil telisik menunjukkan bahwa oven di kompor nyokap bisa dipakai, jadilah yang untuk percobaan sore ini bakal dipanggang. Besok-besok mah dikukus aja, biar gampang, hihi.
Mudah-mudahan Senja berkenan dengan pencapaian gw hari ini, kekekeke.
No comments:
Post a Comment