Cara masaknya? Haha, tebak-tebak buah manggis dong ah. Modal dasarnya adalah seperti si pepes tahu kemarin, tapi ini ada makaroninya.
Pertama, makaroni direbus dulu. Abis matang, dicincang kasar. Belum kebayang gimana Senja harus ngunyah satuan makaroni itu kalo gak dicacah lagi. Setelah dicincang, tampaknya lebih baik dan aman buat mulut Senja. Abis itu baru deh bikin lauknya buat si makaroni ini. Berhubung masih ada tahu, kita manfaatkan. Tahu diancurin lagi, lalu dicampur sama ayam (sisaan kemarin masih ada disimpen di kulkas), lalu tambahin bayam cincang dan parutan keju. Hmm yum yum. Biar cakep, dikasih potongan tomat, dihias di atasnya. Wuih, cakep daaahhh… Emang gw ini koki handal!
Pas disuapin ke Senja, dia suka! Horeeee… asik asik asik, nemu karbohidrat baru lagi deh!
Nah tapi di sini yang agak tricky. Dengan menu makaroni, Senja menunjukkan aktivitas yang kita inginkan, yaitu mengunyah. Karena dia harus ngunyah, jadinya dalam satu hap suapan, yang dia ambil dari sendok itu Cuma dikit. Cuma ujungnya doang. Dan lagi-lagi karena harus ngunyah, prosesnya lebih lama dong. Dibandingin menu sebelumnya yang blenderan, tentu tinggal hap glek gitu doang. Nah sekarang, tantangannya lebih besar. Karena mesti ngunyah, jadilah proses per suapan itu lebih lama. Jadi, secara keseluruhan, durasi makan Senja jadi lebih lama. Daaann karena lebih lama, maka sudah barang tentu Senja gak bakal betah duduk di kursi makan.
Bener aja. Pas lagi di kursi makan, Senja menunjukkan tanda-tanda protes karena bosen di kursi makan. Dia berbunyi-bunyi tanda kesal, lalu meliuk ke kanan dan ke kiri di kursi makan.. lalu.. voila… dia berdiri! Ha? Berdiri? Ya! Berdiri! Ampun daaaahh. Dan gak cuma berdiri. Begitu sukses berdiri, Senja langsung naikin satu kaki ke meja di kursi makannya itu. Halah halaahh… piye ikiii… Gaswattttt…
Senja emang paling tooooppp dah!
No comments:
Post a Comment