Sunday, July 20, 2008

Lupa Kayumanis

Udah sebulan Senja gak nengok keluarga Kayumanis. Jadilah hari ini diniatkan untuk pergi ke sana, mumpung Hil selesai kerja jam 2 siang. Jadi masih cukup waktu lah buat main-main.

Sebelumnya gw pernah rikues Hil untuk bawa Senja sendirian ke Kayumanis, seperti yang dulu pernah dilakukan. Tapi sejak kejadian bulan lalu di mana Senja nuangis kejer dan gak bisa ditenangin, Hil emoh sendirian bawa Senja ke Kayumanis. Takut Senja-nya gak kepegang. 

Nah, kita nyampe di Kayumanis jam 2 teng. Seperti biasa, lagi banyak orang di rumah sana. Dan semuanya langsung heboh dong menyambut Senja, yang disana disapa dengan nama 'Mantra'. Saking hebohnya, semua orang langsung menyapa dengan suara kenceng, atau mencoba mencium, atau ingin menggendong. Sementara Senja kayaknya udah lupa pisan sama orang-orang di Kayumanis. Bahkan sama nyokapnya Hil, Mbah Utinya, Senja lupa dan gak mau digendong. Yang ada, Senja dikit-dikit mewek dan nangis setiap liat orang baru. Kecewa lah langsung penonton di sana karena Senja yang ditunggu-tunggu justru gak bisa diajak main.

Berhubung Senja juga ngantuk, ya sudah, tidur dulu yuk. Untungnya Senja tidur dengan nyenyak di kamar Mbah Utinya. Aman. Lumayan juga tidurnya, sekitar 1 jam gitu. Gw dan Hil juga colongan tidur, mayan lah bisa tidur siang, hihi.

Begitu bangun, makan sore Senja sudah disiapkan: bubur jagung manis. Karena gak bawa kursi makan Senja, jadilah Senja maem sambil dipangku. Sembari Senja makan, para penonton yang tadi kecewa karena Senja mewek dan nangis melulu, mencoba peruntungan kedua. Ealah, teteup aja bow Senja nangis melulu. Pas lagi nangis, Mbah Utinya nekat ngegendong, sambil ngajak keluar rumah. Ceritanya mau mengalihkan perhatian dari nangis dengan ngasih liat kucing. Yang ada nangisnya malah tambah kejer. Duileeee..

Sepanjang di Kayumanis, kalo Senja lagi nangis atau mewek, Hil berusaha menenangkan dengan cara-cara yang biasa dilakukan. Misalnya menggendong tinggi-tinggi atau ngelitikin. Tapi rupanya hal tersebut tidak direstui nyokapnya Hil, hihihi. Jadilah dikit-dikit 'Jangan digituin, kasian,' atau 'Jangan digituin ntar gak doyan makan' atau 'Jangan digituin ntar
badannya sakit-sakit tuh', kekeikeie. Gw mah menunduk sambil tersenyum manis saja, sementara Hil membela diri atau mengiyakan dengan berat hati, hihihihi.

Senja baru melunak dan mulai mau digendong sama Mbah Utinya itu sekitar jam 4 sore. Itu pun masih angot-angotan. Kadang mau, ntar begitu digodain dikit, langsung mewek lagi. Trus kalo ada orang baru lewat, diliatiiinnn terus sama Senja. 'Negesin orang' kalo istilah di Kayumanis.

Jam 6 sore, setelah menyusui, Senja jadi anak manis banget. Baru mau mulai main-main di atas tempat tidur, mau merangkak ke arah Mbah Utinya sambil minta gendong. Wuih, itu muka nyokapnya Hil langsung berbinar-binar. Akhirnyaaaa kesampean juga dapet senyum manis dari si Senja, hihihi. Mungkin gara-gara itu juga, nyokapnya Hil gak manggil Senja dengan sapaan 'Mantra', dianggap gak manjur bikin senyum kali yak kalo dipanggil 'Mantra', hihihi.

Pesan moral yang didapat dari kunjungan ke Kayumanis adalah mendapat banyak petuah untuk lebih sering datang ke Kayumanis. Ntar deh ya, pasti deeeh. Kasian penonton Kayumanis kalo Senja lupa melulu sama mereka. 

No comments: