Friday, June 20, 2008

Ke Klinik Laktasi

Tadi pagi iseng gw SMS dokter Eveline, dokter anaknya Senja, ngasih tau soal kabar terkini dari ASI gw yang kian seret. Dia menyarankan begini,'Sudah ke Klinik Laktasi Carolus? Coba deh.'.

Oke gw coba. Jam 7 langsung gw siap-siap untuk ke Klinik Laktasi sendirian. Baiknya sih emang bareng Senja, tapi jadinya lebih ribet. Karena kan harus naik taksi atau mobil, dan itu artinya menantang diri dengan kemacetan pagi yang ahoy pisan. Sementara kalo gw seorang diri, naik ojek, beres.

Ya sudah. Kita naik ojek aja dah. 45 menit, nyampe di Carolus. 10 menit nunggu, akhirnya ketemu juga sama bidan di Klinik Laktasi.

Gw cerita kalau Senja sekarang umur 5.5 bulan, tapi produksi ASI gw seret. Terpaksa memulai MPASI lebih dini karena stok terancam. Jadi pertanyaan gw adalah (1) Mengapa ya kok produksi ASI seret? (2) Kalo ASI betul-betul tiada, apa yang harus gw berikan ke Senja dari umur 6 bulan sampai 1 tahun?

Lalu mulai deh si bidan tanya-tanya. Kalo di rumah, Senja minum ASI perahan? Ya. Pakai apa? Hmmm mulai deh gw boong, kekekek. Secara gw tau banget di Carolus anti dot, jadi gw boong. Dikiiit boongnya. Gw bilang kalo kombinasi, hehe, biar gak dimarahin banget gituh, kekekek.

Jadi ternyata jawabannya begini. Senja kan kalo di rumah pakai dot tuh. Nah kalo ngasih ASI pakai dot, bayinya keenakan. Gak perlu usaha, ASInya keluar mbludak. Beda dengan menyusui langsung di t*k*t yang perlu usaha. Nah karena keenakan 5x sehari minum pakai dot, jadilah daya hisap si bayi makin lemah. Ini terjadi ketika si bayi menyusui langsung. Daya hisap lemah, berdampak pada produksi yang juga melemah. Lambat laun, jadilah apa yang terjadi di gw sekarang: produksi ASI seret.

Selama ini gw gak pernah baca soal hubungan itu. Yang gw tau, dan yang gw baca, kalo pake dot, nanti akan bingung puting. Tapi gak pernah ada penjelasan bahwa efek jangka panjangnya adalah seretnya produksi ASI.

Si bidan menyayangkan karena gw gak bawa Senja. Karena kalo bawa Senja, sekalian bisa evaluasi, apakah posisi gw menyusui masih tepat atau enggak. Karena itu gw cuma disuruh peres pakai tangan aja, untuk ngecek apakah produksinya masih lancar atau enggak. Untung aja gw masih inget gimana meres pake tangan, hihihi, kalo enggak alamat diomelin lagi deh, hahaha.

Pas meres manual pakai tangan, ASI keluar. Kata si bidan sih produksinya oke. Masih banyak lah. Gak ada gerenjel-gerenjel di t*k*t sehingga mestinya gak ada kelenjar susu yagn tersumbat. Produksi yang kanan lebih banyak dibandingkan yang kiri.

Lalu gw tanya sama si bidan, bisa gak kalo gw menghentikan pemberian MPASI ke Senja? Sangat bisa. Tapi ya itu, lagi-lagi itu kan mesti diimbangi dengan produksi ASI yang lebih stabil. Artinya, ini adalah tugas gw dan Senja untuk kembali belajar. Gw untuk lebih rajin mompa. Senja untuk belajar lepas dari dot. Bisa dicoba pakai sippy cup, alias gelas yang ada munjungnya dan bolong-bolong itu. Oke, nanti kita coba.

Si bidan juga berpesan, baiknya memulai MPASI dengan buah. Abis itu kombinasi buah dan sayur. Abis itu dikasih bubur susu. Well, beda sih dengan anjuran dari milis Sehat. Tapi ntar lah, yang penting sekarang kita genjot dulu ASI-nya.

Seperti telfon-telfonan gw dan Hil tadi, hari ini mudah-mudahan terakhir Senja makan biskuit. Gapapa deh 'kecolongan' empat kali makan biskuit. Yang penting sekarang niatnya digedein lagi untuk memproduksi ASI secukup yang Senja butuhkan. Mudah-mudahan Senja gapapa bersusah-susah dahulu dengan sippy cup atau sendok atau gelas atau apa pun itu. Tinggal seminggu lagi. Jangan marah ya.

Sementara gw, akan menjaga semangat membara ini. Dikasih juga obat untuk merangsang hormon oksitosin untuk produksi ASI, namanya Moloco. Dijajal sampai akhir pekan ini, sementara gw tetap memerah ASI. Kalo gak sukses juga, masih ada langkah suntik hormon juga, lagi-lagi untuk merangsang produksi ASI. Tenang, suntiknya gak di t*k*t, tapi di lengan atau paha.

Mudah-mudahan lancar. Bismillah.

3 comments:

Anonymous said...

gue juga bingung, apa ada ya hubungannya antara hisapan si bayi dengan produksi asi?

setahu gue, hisapan bayi ya kaitannya sama nipple confusion.

sepanjang yang gue tahu, produksi asi itu terkait dengan hormon oksitosin. nah hormon oksitosin itu sangat tergantung dengan kondisi psikologis si ibu.

apakah elu nyusuin senja sambil nyambi ini itu? kalo sibuk kan yang terpacu hormon adrenalin. sedangkan hormon oksitosin itu kan keluar justru kalo dalam kondisi santai.

kalo selama ini elu semangat dan ngotot, tapi produksi asi mpot-mpotan, gimana kalo elu coba kebalikannya, yaitu santai.

siapa tahu langkah ini justru cespleng.

gita

Anonymous said...

salam kenal mba citra :)

tetap smangat ya, bentar lagi senja bakal jadi sarjana ASI hehehe

Anonymous said...

bukan hisapannya yang bikin produksi kurang, tapi volume ASI sebagai hasil hisapan itu. kalau bayi menghisap tidak maksimal,berarti masih banyak ASI yang tertinggal atau tidak terhisap. teori ASI: produksi sesuai atau berhubungan dengan kebutuhan. kalau tubuh mengira kebutuhan berkurang (karena cuma sejumlah itu yang dihisap bayi yang malaas menghisap karena keenakan menghisap dot), otomatis produksi berkurang.
penjelasan ini sudah lama diterima karena cukup logis. istilah "bingung puting" yang sedang ngetrend ternyata membuat penjelasan seperti di atas menjadi seperti "terpotong", tidak lugas sampai ke akibatnya.
mudah2an para pengamat ASI lebih memperhatikan penyuluhan yang lengkap dan logis.

selamat berjuang