Hari ini ada kawinan Pak Erzan, si pewujud 'targetnya pas ultah Senja dah beres' kelak, di Taman Mini. Wuah, Taman Mini, menarik nih. Biar gak rugi, kita berangkat dari pagi yuk!
Dari semalem gw udah riset-riset ada apaan aja di Taman Mini. Dari berbagai pilihan yang ada, ditetapkan akhirnya untuk ke Museum Transportasi. Secara Senja doyan banget segala macem mobil-bis-bajaj jadi kayaknya tepat mengajak ke sana.
Oke, bangun pagi, sarapan puree kentang dengan wortel dan brokoli, lalu minum susu kedele, trus mandi dan siap-siap, mari yuuukkk kita pergi ke Taman Mini! Pakai taksi jadinya ke sana, karena yaaa gitu deh, namanya juga rencana dadakan ke Taman Mini, alhasil ya gak sempet pinjem driver di Maulana.
Kita berangkat dari rumah sekitar jam 8, lalu nyampe sana jam 8.45. Pakai taksi langsung turun di depan Museum Transportasi. Gw gak inget juga apakah dulu waktu kecil gw pernah ke tempat ini atau enggak. Tapi tempatnya seru juga.
Begitu lewatin pintu pagar, di sebelah kiri ada pesawat terbang Garuda dan helikopter SAR, di sebelah kanan ada kereta kayu. Karena di bagian pesawat-helikopter udah banyak anak TK serombongan, jadiny kita ke tempat kereta api dulu. Ternyata itu kereta api peninggalan Bung Karno! Ahay tua sekali pasti umurnya. Kereta kayu presiden dan wakil presiden. Ada penjelasannya di situ, kereta itu dipakai untuk ke Yogya, pas Yogya mau jadi ibukota sementara itu.
Hil sibuk ngetok-ngetok itu kereta dan mengagumi karena kereta ini terbuat dari kayu. Senja mah hayuh aja tapi gak keliatan terlalu berminat. Tapi ini diduga lebih karena Senja cuma tidur pagi sekejap di taksi, jadi belum ngumpul bener nyawanya. Foto-foto, baca-baca penjelasan di depan kereta lagi, dan kita pun dibuat terpesona dengan sistem pendingin kereta itu dulu: pakai es balok yang dihembuskan! Huahuahuahuahua, kereeeeen!
Abis itu kita ke oplet kuno. Kayak oplet yang ada di sinetron Si Doel itu. Bentuknya masih sangat terawat. Senja ditaro di dalem, dan langsung duduk manis. Trus berdiri-diri, maju-maju, hihihi.
Kelar dari situ tadinya mau ke bis double decker di bawah, tapi keburu diserbu rombongan anak TK. Oke dei, kita ke dalem museum dulu.
Tadinya gw sempet berharap banyak sama Museum Transportasi itu, secara display di depan cukup meyakinkan dengan pesawat, helikopter dan kereta-kereta kuno. Tapi begitu masuk yaaaa gitu dei. Museumnya sangaatttttt dingin. Cuma ada display-display kaca. Di dalamnya ada moda transportasi sesuatu, yang belum ada penjelasannya. Trus di atasnya ada gambar moda transportasi lain dipigura, dengan dilengkapi judul saja. Misalnya 'Bajaj Indonesia'. Atau 'Kancil', dengan keterangan 'Saat ini pemerintah bla bla bla bla...', yeee salah banget gak sih naro keterangan di foto untuk museum kok 'saat ini'.
Jadinya ya cuma jalan melintas saja di dalam museum itu, sekadar melihat-lihat suasana saja. Yang cukup menarik itu maket, kayaknya maksud hati adalah kayak one-stop-public transportation gitu. Karena ada kendaraan umum, lalu kereta, pesawat, kapal; semua dalam satu area. Gitu kali ye maksudnya, soalnya gw juga gak mencari penjelasannya. Sibuk megangin Senja yang malah kepingin masuk ke dalam maketnya, hihihi.
Abis itu kita ke bagian belakang, ada replika pelabuhan gitu. Ada sekoci dan kapal juga, tapi gak berani naik, takut tiba-tiba bakal tenggelem, hihihi. Setelah dari situ baru deh kita ke double decker merah. Wuih, gw baru tau kalo di Jakarta bener-bener pernah ada double decker merah kayak di Inggris. Dan emang made in UK gitu, hebriiinnng. Dia beroperasi di Jakarta sampai tahun 1982, wajar dong gw gatau, karena waktu itu kan berarti gw baru 4 tahun. Yang sibuk pingin foto jadinya ya Hil, sebagai pecinta-apapun-asal-dari-Inggris-dan-Scotland.
Seperti layaknya tempat-tempat hiburan di Jakarta, maka di Museum Transportasi ini ada... hmmm gimana ya nyebutnya. Itu lho, orang, pake kostum boneka (biasanya Teletubbies), lalu foto bareng anak kecil trus kita bayar -- nah disebutnya apaan tuh? Pas kita mau cabut dari Museum, eh ketemu sama si dia ini. Kostumnya kelinci warna pink. Begitu Senja memandangnya, kami menduga Senja bakal langsung mewek. Maklum, biasanya kan doi mewek sama orang asing. Laaahh ini, dia langsung ketawa! Idiiihhhh ajaibbbb... Trus pas foto-foto bareng juga sibuk nunjuk-nunjuk sembari ketawa gitu! Iiihhh kok bissaaaaa...
Kelar dari Museum Transportasi, ke mana ya?
Dan yang lebih penting lagi: gimana caranya ya secara kita tiada berkendaraan begindang...
Tanya-tanya sama tukang mi ayam (gak enak dong kalo tanya doang, jadi beli mi ayam dulu deh baru tanya *alesan*), ternyata ada mobil keliling, gratis. Waaahh menariiikkk...
Pas kita lagi nunggu si mobil keliling ini, lewatlah kereta mini. Senja langsung berteriak,'Taaa!' Hore, nambah lagi kosa katanya! Wah karena Senja udah begini harus kita kasih hadiah dong dengan naik itu kereta, hihihi. Yo wis, ntar kita caritau lagi ya dari mana naiknya.
Gak lama, lewatlah si mobil keliling itu. Kayak mobil yang jualan roti ke komplek-komplek gitu lho, tapi ya belakangnya terbuka, dikasih tempat duduk gitu. Gw-Hil-Senja umpel-umpelan di sebelah supir; dan ini menjadi kali pertama buat Senja duduk di bangku depan. Jangan nagih ya, gak bakalan dikasih lagi lho.
Di jalan, si supirnya sekaligus jadi guide gitu. 'Ini di kanan anjungan anu,' lalu 'Itu rumah ibadat anu' gitu-gitu deh. Bagus juga, walaupun informasinya terbatas. Coba dikasih inspirasi tambahan, pasti si guide ini lebih menarik informasinya. Trus gak sengaja gw liat plang 'Stasiun Kereta Mini', langsung gw tanya ke si bapak supir. Ah ya betul di situ. Oke, hap hap, kita turun yok.
Lalu kita jalan deh ke Stasiun Kereta Mini. Ternyata deket situ juga jadi tempat naik buat ke Skylift, hmmmmm menariikk.. naik gak ya? Secara udah mendung gelap gitu booowww.. Ah satu-satu deh, sekarang ke kereta mini dulu. Pas jalan ke sana, Senja udah nguap, hihihi. Kasian, dia pasti ngantuk berat karena belum tidur pagi yang bener.
Ngantri di stasiun, bayar tiket (10 ribu per orang), lalu nunggu sekitar 15-20 menit, karena kereta mini baruuuu aja berangkat pas kita nyampe di stasiun. Gak lama, bresssss ujan turun. Wakwaw. Ih untung udah di stasiun, kan kita gak bawa payung dengan dodolnya, hihihi.
Setelah lama menanti, akhirnya kereta mini itu datang juga. Warnanya kuning, berhiaskan iklan jamu apa gitu yang buat anak-anak. Gapapa deh dihias sponsor gitu, yang penting bisa aja hiburan kereta mini di Taman Mini ini. Kita naik, dapet tempat duduk nomor tiga dari depan. Ternyata gerah juga di dalam kereta ini, karena jendela mesti ditutup karena di luar hujan. Jadinya di dalem pengap, hhhh.
Gak sampe 5 menit kereta jalan, Senja tidur. Hihihihihi, pasti dia terbuai gerakan-gerakan konstan dari kereta ini. Dan gak lama, gw pun menyusul tidur, hihihihi. Laahh rugi dong kita ini naik kereta sama-sama, hahahaha.
Kelar naik kereta sembari tidur, kita makan di deket situ. Padahal rencananya nebeng makan siang di kawinan Pak Erzan, hihihi. Karena hujan deres, gak mungkin dong jalan menembus hujan ke sana. Jadi ya su, kita mampir dulu makan siang.
Senja dipesenin nasi putih aja, karena kita masih bawa makanan buat Senja. Maklum, kan masih dalam rangka investigatasi-alergen, jadi makan gak boleh macem-macem. Menu Senja hari ini dibuat oleh Chef Hilman: tumis labu siam, jagung manis, tahu sutra (eh kalo tumis tapi dengan kuah banyak itu serta merta namanya sop ya? Kalo gitu menunya sop deh). Senja tandas separo porsi nasi putih ukuran dewasa, tanpa ba-bi-bu apalagi penolakan. Huebattttt...
Abis itu baru deh kita ke kawinan Pak Erzan. Ternyata udah deket, tinggal jalan kaki doang. Sampai di sana pun, acara belum lama mulai karena masih bla-bla-blu-blu sambutan gitu dari pihak keluarga. Ternyata kawinannya ala Padang dengan nuansa warna merah dan emas. Makanannya tampak lezat, nyesel deh gw tadi udah pesen nasi goreng, huhuhu.
Setelah kelar di hajatan Pak Erzan dengan cuma makan Zoupa Soup, semangka dan Crepes, kita pulaaaaanggggg...
Sampe rumah, duet maut tidur langsung molor dua jam. Ckckckckck.
No comments:
Post a Comment