Friday, May 1, 2009

Here Comes The Hardest Part

Waktu kakak gw hamil dan bercerita kalau anaknya perempuan, dia bilang kalau dia seneng. Karena autisme kan lebih banyak di anak laki-laki, dengan potensi 4x lebih besar pula. Di saat yang sama, gw lagi hamil dan gw gatau jenis kelaminnya apa. Gw dan Hil emang gak berusaha mencari tau, toh gak ngaruh juga kalo tau itu laki-laki atau perempuan.

Tapi karena omongan kakak gw, tentu saja gw jadi kepikiran. Di keluarga besar, paling tidak ada 2 yang sudah terdeteksi penyandang autisme. Ikhsan, sepupu gw, dan satu lagi dwoh namanya siapa itu ya, lupa.

Lalu lahirlah Mantra Senja sang laki-laki perkasa nan pemalu *halah* Dari awal, gw udah menetapkan hati untuk ngasih ASI, juga MPASI bikinan sendiri, demi menjamin kebersihan dan gizi asupan Senja. Gak sedikit pun gw terpikir, tergerak, tergoda, atau kepingin ngasih bubur bayi instan.

Kemudian Senja ulang tahun pertama, makanannya mulai eksperimental. Dan belakangan muncul bentol-bentol, diduga alergi.

Kalo menurut Tatah, mungkin alergi itu muncul karena makanan sehat Senja udah jebol. Ah masa iya jebol? Jebol tuh gimana ngukurnya? Senja masih makan makanan buatan rumah. Kalaupun makan di luar, maka itu diperhatikan betul. Gak pernah makan di fast food. Kalopun makan di KFC ya nasi dan perkedel. Kalopun terpaksaaaaa banget bersentuhan sama MSG, gw pastikan itu jarang-jarang terjadi. Lebih baik gw susah payah nyiapin makanan sendiri, dibandingkan mesti meresikokan MSG ke tubuh Senja.

Sekarang, alergi itu betulan muncul. Dua alergen yang tampaknya betul-betul pemicu bentol-bentol Senja adalah susu sapi dan terigu-yang asalnya adalah dari gandum.

Dulu, pas Senja belum setahun, gw emang sempet menahan diri untuk gak banyak-banyak memberikan gandum. Tapi apa daya, ada oatmeal yang mewarnai sarapan Senja, juga terigu untuk kue-kuean Senja. Alesan aja siy, toh belum terbukti alergi terigu, ngapain dihindari. Dan kalo dihindari toh juga gak menjawab kekhawatiran apakah Senja betul-betul alergi terigu atau enggak? Ya toh?

Upaya menghindarkan diri dari gandum/terigu tak lepas dari bayang-bayang 'laki-laki berpotensi 4x lebih besar untuk autisme' plus 'autisme bisa jadi lari-lari dalam keluarga alias genetis'. Wuih.

Nah, sekarang karena Senja ternyata alergi susu sapi dan terigu, kira-kira ada hubungan vice versa gak ya? Apakah yang alergi susu sapi dan terigu itu pasti penyandang autisme atau memperlihatkan gelagat ke arah sana?

This might be the hardest part: not knowing.

4 comments:

Anonymous said...

Cit, Hil...
Kekhawatiran orangtua memang tidak ada batasnya. Hanya satu yang bisa bantu. Pasrah, berdoa, berserah diri. I know it from experience.
Dibantu juga doa dari jauh. Muah untuk si Senja.

hani said...

Citra, aku punya buku Diet Sehat - Golongan Darah. Berhubung alergi, lari2 di keluarga kami. Di buku tsb, ada daftar makanan pelawan alergi, aman, dihindari dst, sesuai golongan darah. Kami di rumah gol A & O. Senja golongan darahnya apa ? Gak apa2 kan dicoba ? Ada tuh daftar 10 makanan super pelawan alergi. Nanti aku kirim.

Anonymous said...

Setahu gue nih, austism itu penyebabnya multi kausal. Ada faktor genetik/keluarga, proses kehamilan dan persalinan, bahkan ada yang bilang faktor imunisasi (MMR)dsb. Jadi memang perlu hati-hati kalau ada faktor keluarga tetapi juga tidak perlu kuatir berlebihan (nanti jadi malah over protection). Yang pasti sih gak mungkin lha yauw gara-gara makan biskuit atau terigu lalu jadi autis. Kalau memang sudah autis memang perlu diatur makanannya.

Dari perkembangan si anak sendiri kita bisa melihat apakah sudah ada gejala autis? Ini akan sudah bisa kelihatan sejak masih dibawah umur satu tahun: apakah dia bisa berkomunikasi/berinteraksi baik dengan sekitarnya, misalnya.

The bottom line is: do your best, let the child grow at its best and finally lets hope for the best

Anonymous said...

Coba pelajari lagi soal autism itu. Jangan parno juga lah. Sampai musuhin ortu segala. Berpikir jernih ya. Jangan lupa doa. Gue baca, Senja seneng ama azan. Udah diajarin sholat? Kan lucu, kecil2 udah jadi anak yang soleh. Manis banget. Sukses ya. Jadi ortu itu nggak ada sekolahnya. Semua orang maklum kok.