Dengan ditempatkannya susu kedele sebagai tersangka, apakah semua kedele lantas ikutan jadi tersangka? Oke, itu yang akan kita buktikan hari ini.
Susu kedele masih dicoret dari peredaran, diganti buah potong, teh manis dan air tentunya. Dan gw tergoda untuk kembali memberikan susu Ultra. Diskusi singkat dengan Hil, oke, kita coba kasih susu sapi dan liat reaksinya.
Sementara soal susu Ultra, entah ini betul efek akibat Ultra atau enggak, yang jelas Senja pup lembek jelang mencret 3x sebelum gw berangkat kerja. Tapi gw inget cerita nyokap gw. Kalo orang lama gak minum susu sapi, di badannya tuh gak dibangun enzim apaaa gitu yang digunakan untuk mengurai proteinnya susu sapi. Karenanya, kalo gak biasa minum susu sapi, bisa mencret. Gw mencoba bepikir positif dan berharap bahwa pup agak mencri itu karena si Senja ’kehilangan’ enzim itu dan harus dibangkitkan kembali.
Deket-deket jam makan siang, Salsa nelfon dari rumah. Dia nanyain apakah Senja boleh dikasih makan tahu atau enggak. Dengan manstaf gw jawab,’Boleh. Sekalian diliatin ya abis itu Senja bentol atau enggak.’ Dan ternyata ben-tol. Kontan bentol gede tebel, bahkan ada satu bentol gwedwe yang langsung nutup seluruh tempurung lututnya. Haiiyyyaaaahhhh...
Jadi, positif niy soal alergi kedele, dan bukan karena pengawetnya, atau karena pemanisnya atau apa pun selain biji kedele?
Dwoh, tahu tempe kan enak dan murah meriah. Sumber protein pula. Huhuhu.
Jadi, sayonara tahu, tempe, kecap, susu kedele?
Saaayoooonaarraaaaa.... saaayoooonaarraaa... sampaaaii berjumpaaaaa puuullaaaa...
No comments:
Post a Comment