kapan saja kami resah
maka senja berduka
dengan daunnya yang gugur
dan menguning
kering
kapan saja senja datang
kami bahagia
meluap tak terkira
hingga matari menutup perlahan
ini malam
rebah
menyerah
kapan saja kau manusia
laki atau betina
kami sambut gembira
hitunghitungan kita bisa bicara kemudian
di belakang kelak
saat tanganmu kuat mencengkeram
kakimu kuat menapak
tapi ini kehidupan
adalah sampan
tak mau tunduk pada pelabuhan
kau, aku, dan makmu
*dibikin Hilman, barusan saja*
No comments:
Post a Comment