Sunday, March 27, 2011

Kelas Musik Kelima

Ada satu kesalahan besar yang terjadi pagi ini terkait kelas musik. Yaitu, kami bangun terlambat, hihihi.

Kita bertiga baru bangun jam 8 pagi teng. Artinya, tinggal 45 menit waktu tersisa buat persiapan karena kelas musik mulai jam 9. Wedeeww..

Kesalahan lainnya adalah kurang woro-woro dari beberapa hari sebelumnya kalau kita hari ini akan kelas musik. Mengapa ini perlu? Karena Senja kalau ditanya selalu bilang 'kelas musik nggak asik!'

Jadilah kita bangun terbirit-birit, terus mesti menghadapi Senja yang ngambek gak mau ke kelas musik. Seperti biasa dia gitu deeh, dia ngotot dengan bilang 'Aku maunyaaa.. ' dan yang tadi dia sebutin adalah dia maunya ke Pasar Gembrong dan supermarket.

Mengapa ke Pasar Gembrong? Soalnya semalam sebelumnya abis nonton di YouTube, ada feature pendek soal bapak tua yang jualan mainan truk dari kayu yang di daerah Pasar Minggu itu lho. Nah ada salah satu gambar yang menunjukkan semua jualan dia. Waktu itu gw bilang ke Senja,'Wah Senja kalau ada di sana pasti bingung ya mau pilih yang mana...' Lalu dia bilang,'Aku truk kan udah punya. Eh tapi bis belum!' dengan nada riang gembira.

Lalu mengapa ke supermarket? Karena gw bilang sama Senja, kalau kita abis dari kelas musik mau ke supermarket. Gw emang butuh beli beberapa toiletteries untuk persiapan ke Jogja, Senin.

Jadilah dia ngotot maunya ke Pasar Gembrong dan supermarket aja, bukan ke kelas musik. Teorinya dia gini,"Kita ke Pasar Gembrong, kita liat udah buka atau belum? Kalau belum, kita pulang lagi. Tapi nggak ke kelas musik."

Gw dan Hil mencoba membujuk dong. Kita pura-puranya telfon ke pedagang di Pasar Gembrong yang menginformasikan bahwa 1) kalau ke pasar harus ke kelas musik dulu dan, 2) pasar baru buka sekitar jam 10, setelah kelas musik berakhir. Mempan? Enggak.

Jadilah kita berangkat dengan Senja berpikir kita ke Pasar Gembrong dulu, hehe.

Tempat les musik Senja itu di Cipinang Indah. Nah dari arah rumah gw, ke arah jalan baru (Casablanca), lalu belok kiri, nyebrang jembatan BKT ke arah Cipinang Indah. Di jembatan itu kita berhenti, sok menerawang jauh ke depan sambil berkata,"Senja, aku bisa liat dari sini, Pasar Gembrong belum buka. Kita nunggunya di kelas musik aja yuk!' (dengan nada di-gembira-gembira-kan, padahal cemas, hhihi)

Jadilah kita ke kelas musik. Senja diem aja sih. Trus Hil yang nemenin. Gw gelisah dong di luar. Senja ngambek atau enggak? Senja seneng atau enggak? Bla bla bla. Karena Senja agak telat dateng, jadinya dapat electone yang paling belakang. Mestinya sih itu nyaman buat dia, karena concern dia dengan kelas musik kan kehadiran anak lain. Kalau dia duduk paling belakang, anak lain gak ada yang ngeliat ke arah dia dooong...

Kalo kata Hil sih Senja tetep pemalu di kelas. Belum gw caritau lagi lebih lanjut, yang penting kelar dulu lah kelas musik itu hari.

Apakah ini gw dan Hil tengah memaksakan kehendak kami terhadap Senja supaya tetap ikut kelas musik?

Semula gw khawatir begitu. Tapi gw curiganya sih enggak. Karena begini. Sampai di rumah, kita setel lagi CD yang diputar di kelas musik. Senja seneng-seneng aja tuh. Ikut joget bareng gw dan Hil. Bisa niruin beberapa lagunya. Trus yang ajaibnya lagi, ada satu lagu yang baru sekali dia denger di kelas, dan dia udah inget beberapa kata di lirik lagu itu. Gw sampe pandang-pandangan sembari melotot takjub ke Hil: iiihhh dia hebat bangeetttt...

Jadi bagaimana ini sebaiknya mengatasi Senja yak? Karena kan concern dia bukan soal 'belajar musik tidak menyenangkan', tapi karena kehadiran anak-anak lainnya ituh. Lah mosok les privat? Gw khawatir kalau me-les-privat-kan Senja sejak dini, dia malah makin gak terpancing untuk berteman dengan sesama anak kecil lain.

Wedeewww.. gimane nih yeeehh..

No comments: