Tuesday, August 24, 2010

Lengket

Senja itu sangat sangat sangat lengket sama gw.

Kalau ada gw, maka bisa-bisa segala hal kacau. Senja yang tadinya makan banyak dan lahap, begitu ada gw langsung keluar manjanya. Senja yagn biasanya tidur siang 2-3 jam, begitu ada gw bisa-bisa gak tidur siang juga oke. Dan Senja pun juga sudah di tahapan bisa menentukan apa yang dia mau. Kalau dia sudah bilang,'Mau sama Ibun aja!' ya berarti maunya sama gw. Hil cuma bisa manyun.

Hil aja masih sering cemburu, karena dia seringkali tidak dipilih atau diusir sama Senja kalau dia lagi bareng gw. Karenanya, gw rela-rela aja kalau Hil pulang duluan dari kantor, karena gw masih ada yang harus dikerjain. Supaya Hil punya kesempatan berduaan doang bareng Senja. Supaya Senja juga belajar tenang dan menerima-kondisi-tidak-ada-gw bersama Hil.

Ada saatnya, gw ingin Hil yang menghandle Senja kalau dia nangis kejer, mau tidur atau apalah gitu. Gw juga pingin dong menikmati me-time. Sekadar ngelurusin punggung di tempat tidur, sambil nonton acara TV gak mutu atau baca majalah sebentar. Itu bukan egois toh, itu kebutuhan gw untuk juga tetep waras dan sehat secara mental.

Tapi Senja maunya sama gw. Senja akan nangis kenceng sambil berteriak,'Mau sama Ibun aja!' Kadang-kadang gw ya march in aja untuk memeluk Senja. Biar Senja cepet tenang dan gak nangis kejer. Itu memang selalu berhasil. Senja akan langsung tenang. Kayak laut abis badai deh, ya cerah ceria aja.

Tapi gw pikir langkah itu juga tidak selalu tepat. Gw harus memberi kesempatan pada Senja untuk belajar tenang sama Hil, juga memberi kesempatan terhadap Hil untuk menaklukkan Senja.

Toh kami sama-sama orangtuanya Senja. Tidak ada yang berperan lebih dibandingkan yang lainnya.

Jadi kalau esok lusa melihat gw anteng aja sementara Senja nangis kejer manggil gw, maka gw berusaha santai. Toh ada Hil. Toh gw gak ke mana-mana. Kami akan selalu ada buat Senja.

No comments: