Hari ini gw ngambil libur pengganti. Karena hari kerja, bisa lah gw pakai untuk urusan lain-lain. Maunya sih ya di rumah aja sama Senja, tapi mumpung bisa ngerjain yang lain, sikat aja. Agenda hari ini gw menjelajahi sekolah-sekolah yang bisa jadi kandidat buat sekolahnya Senja.
Sanggar Kreativitas Bona. Tadinya gw nyaris gak kepikiran soal SKB ini, karena kadung jatuh cinta sama TK Mini Pak Kasur. Tapi boleh lah dijajal aja, liat toh gratis, hehe. Gw ke sana sendiri, karena Hil ada rapat pagi. SKB yang di Rawamangun ini menggunakan rumah yang dimodif jadi sekolah. Di halaman depan, ada papan pengumuman. Di salah satu pengumuman tercantum 10 poin pengajaran di SKB, salah satu poinnya adalah 'tidak menghukum anak'. Interesting. Eh tapi emang sekolah lain ada yang menghukum anak ya?
Di dalam gw ngobrol sama si mbaknya. Ternyata SKB ini gak punya TK, tapi hanya kelompok bermain. Ada yang untuk anak usia 2-3 tahun, 3-4 tahun dan 4-5 tahun. So far sih gw masih pingin Senja sekolah mulai usia 4 tahun, biar gak bosen sekolah aja hehe.
Di SKB ini bisa masuk kapan aja. Sekolahnya pun 3x sekali, jam 8-10 pagi. Oke lah dari sisi itu. juga kecil, pasti ada satu sisi dinding yang pakai
Selebihnya sih oke. Harganya juga haha. Untuk kelas KB Upik (4th), uang pendaftaran 2,2 juta, uang bulanan 280 ribu, plus seragam 85 ribu dan uang kegiatan/alat 750 ribu per tahun.
Asiknya lagi di SKB ini juga ada kelas melukis/mewarnai saja. Bisa diikuti secara lepasan gitu. Uang pendaftaran 150 ribu, uang bulanan 150 ribu, alat gambar bawa sendiri. Untuk usia 3-4 tahun, yang ditekankan adalah pewarnaan, bukan teknik menggambarnya. Hmm tampaknya ini bisa jadi opsi yang menarik buat ditawarkan ke Senja setelah Yamaha Music Wonderland-nya habis kelak.
TK Si Mungil. Ini jaraknya deket aja dari SKB, jadi gw tinggal jalan kaki. Kalau melihat dari penampilan bangunannya sih sama-sama dari rumah yang dimodif gitu. Tapi halaman depan tampaknya lebih luas, sehingga tampak lebih terang gitu. Yang agak berbeda adalah sambutan guru-guru terhadap gw sebagai 'orang asing'. Biasanya kan langsung ramah menyambut gembira gitu, kalau ini gw berasa kayak diselidik dari ujung kaki sampai ujung pala, hihihi.
Pas akhirnya ketemu sama petugas adminnya, hal pertama yang ditanya si ibu adalah 'Maaf, ibu agamanya apa?' Wah baru nih ditanyain kayak gini. Ternyata Si Mungil ini sekolah Kristen. Emangnya seberapa kental sih nuansa pengajaran Kristennya? Kata si ibu, setiap doa ya pakai doa Kristen,'Bukan doa yang umum gitu,' kata dia. Lalu juga ada kebaktian.
Hmmm karena udah kadung di sini, ya udah sekalian tanya-tanya aja. Pelajarannya sih sama-sama aja, cuma ya nuansanya Kristen. Anak yang agamanya non-Kristen juga ada. Pas gw liat ke dalam kelas, ya bener aja, emang Kristen banget jadinya. Karena prakarya anak-anaknya pun membuat bentuk gereja, hehe.
Berhubung gw gak nyari sekolah yang berafiliasi ke agama mana pun, jadinya Si Mungil ini pada akhirnya gak bakalan jadi kandidat. Sekadar informasi aja, uang pangkal untuk TK A itu 4,5 juta, uang formulir 50 ribu dan uang sekolahnya Rp 300 ribu buat semua tingkatan. Hehe, baru sekali ini nih gw nemu TK yang pakai uang formulir.
TK Indonesia Montessori. Lokasinya di Utan Kayu, makanya gw rela-rela aja nyamperin. Ini baru sekali juga nih gw mendatangi sekolah Montessori. Imaji gw akan sekolah kayak beginian sebenernya cuma satu: mahal. Gw belum pernah betul-betul mencari tahu sebetulnya metode Montessori ini kayak apa. Nah mumpung gw ke sekolah yang menerapkan metode ini, ya sekalian dong.
Jadi kata si Mbak yang gw temui, metode Montessori itu menekankan pada penggunaan alat peraga, yang menstimuli lima sensor manusia. Misalnya belajar matematika, dikasih tau juga konkritnya 1 itu berapa, baru belajar konsep abstraknya. Hihihi sebenernya gw gak mudeng itu maksudnya gimana pas si mbak nerangin. Gw ho-oh aja, kekekek.
Yang membuat gw gak cocok sama sekolah ini adalah karena bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris. Itu gak sesuai dengan cita-cita gw, mencari sekolah yang total berbahasa Indonesia. Di sekolah ini, sejak masuk level awal sekali pun ya diajarin bahasa Inggris. Guru akan selalu berbicara pakai bahasa Inggris, tapi pas level awal bilingual gitu katanya.
Lalu jalan-jalan ke kelasnya dong. Kelasnya sih ya bagus-bagus aja. Sekelas Putik lah: baru dan kinclong. Gedungnya dua lantai, di lantai 2-nya itu ada TK dan SD. SD-nya juga sejenis Montessori gitu, murid hanya 20 dengan 2 guru, pengantar bahasa Inggris. 'Di sini pakai kurikulum Cambridge, jadi kalau mau lanjut sekolah ke luar negeri, bisa Bu.' Oke deh. Ntar Senja cari beasiswa aja deh, hihihi.
Setelah mengarungi 3 sekolah ini, kandidat mengerucut pada TK Mini Pak Kasur dan Sanggar Kreativitas Bona. Sejauh ini sih skema awalnya gini: Januari 2012 Senja masuk KB Upik di Sanggar Bona, lalu di bulan Juni/Juli lanjut ke TK Mini Pak Kasur. KB Upik ini tampaknya diperlukan Senja mengingat sampai sekarang Senja masih ogah sekolah 'karena banyak anak-anak lain.' Kayak di kelas musik, sama musiknya sendiri sih dia oke aja, tapi ya karena banyak anak lain di kelas, Senja jadi ogah-ogahan berpartisipasi. Yang ada malah dia pasang muka macan sambil mengaum-aum, hihihi.
Ntar deh dipikirkan lagi masak-masak. Abis kok kayaknya sayang kalau bayar uang pangkal 2 juta untuk 1 semester doang di Sanggar Bona, hihihi.
No comments:
Post a Comment