Mirana ini temen gw, satu SMA (meskipun gak saling kenal) dan satu jurusan, sama-sama di Komunikasi FISIP UI. Nah di sini baru deh kita ikrib. Dia baru aja ngelahirin tanggal 3 Februari kemarin. Paham kita sama-sama pengen inisiasi dini dan ASI eksklusif. Tapi peraduan kita berbeda. Gw memilih Carolus, sementara Mirana pilih di RB Asih. Itu lhow, rumah sakitnya artis-artis ibukota, hihihi.
Anaknya Mirana perempuan, namanya Danisha.
Rupanya ASI Mirana gak langsung keluar di hari pertama. Sama seperti gw dulu, dia pun tebak-tebak buah manggis. Sebenernya ini ada ASI-nya atau enggak sih? Cukup gak sih ASI buat si bayi? Kayak pertanyaan retoris aja sih, karena kita gak pernah tau. Yang tau ya si bayi, dan sialnya bayi belum bisa ngomong, hihihi.
Katanya kan bayi bisa bertahan 48 jam tanpa asupan ASI, karena masih ada cadangan di badannya. Nah rupanya ASI Mirana belum keluar juga sampai hari keempat, huhuhu. Langsung aja gw suruh ke klinik laktasi di Carolus. Kali aja bisa digenjot produksinya, gimana kek gitu caranya. Kali aja cara mijetnya kurang oke, sehingga kelenjar mamae-nya belum bisa bekerja dengan maksimal. Atau apa gitu deh. Sebagai orang yang pernah sempet cemas dengan produksi ASI-nya, gw ngarti deh Mirana berasanya seperti apa (selain kita juga emang sering sama dalam banyak hal, ya gak Mir? Hiehiheihei).
Dari klinik laktasi sih oke-oke aja. Mirana juga berusaha yakin kalo ASI-nya bakal keluar dan bayinya gak bakalan kenapa-kenapa. Eh rupanya sampai hari kelima, Kamis kemarin, ASI kayaknya belum keluar juga. Atau mungkin keluar tapi kurang banyak kali ye. Dan itu berakibat pada si bayi, Danisha, yang dehidrasi. Jadilah si bayi itu badannya panas, pas diukur sampai 38.2C gitu. Wadaw.
Karena gak mungkin membiarkan bayi dehidrasi, sementara nunggu produksi ASI tokcer juga butuh waktu, jadilah dikasih susu formula untuk sementara waktu. Caranya, ASI-nya diperah dulu, lalu sisanya baru dikasih susu formula sampai total 70ml, sesuai kebutuhan bayi. Huhuhu. Gapapa deh diselingin susu formula dikit. Produksi ASI emang mesti terus digenjot, jangan sampai enggak. Demi penghematan dan kekebalan penyakit yang lebih mumpuni gitu lhow, ASI jelas paling mujarab.
Santai yah Mir. Kalo panik, ASI-nya malah mampet. Biarkan saat ini sapi-sapi dalam susu formula yang bekerja. Setelah mereka, baru deh giliran elu, hihihi.
No comments:
Post a Comment