Huaaa.. sudah lama sekali akika tiada mengisi blog ini. Sempet lupa malah sama password dan loginnya, hiehiehihei..
Jadi, apa yang terjadi selama ini?
Antara posting terakhir dan posting kali ini, gw banyak browsing soal ASI. Antara soal pemberian ASI eksklusif, juga soal inisiasi dini. Gw berusaha membuka wawasan seluas-luasnya lah soal ini. Browsing kiri kanan, baca ini itu dari internet, mudah-mudahan makin pinter.
Nah dalam rangka itu, tentu saja gw ingin memberikan ASI eksklusif. Mengapa? Ya mengapa tidak? Lah wong udah dikasih Tuhan susu gratisan, gizi tinggi, daya kekebalan tubuh tinggi, kenapa juga gak dipake. Tentu saja I have nothing againts mums yang tidak memberikan ASI kepada bayinya. Itu pilihan lah. Juga pasti ada pertimbangan-pertimbangan lain yang sifatnya sangat personal. Karena itu pilihan, maka gw memilih untuk ASI. ASI gratis, susu formula bayar. Ya pilih gratis dooonggg...
Trus juga gw jadi kepengen melakukan inisiasi dini. Buat bumil-bumil trendi zaman sekarang seperti gw ini pasti ngeh deh apa itu inisiasi dini. Itu lho, bayi baru lahir, masih berdarah-darah cuma dikeringin dikit doang trus langsung ditaro di dada ibunya. Trus si bayi disuruh merangkak mencari puting dan menjajal menyusu sendiri. Karena itu namanya 'inisiasi menyusu dini'.
Dulu namanya tuh 'inisasi menyusui dini'. Liat gak bedanya? Yang pertama gak pake akhiran -i, yang kedua pake akhiran. Nah kalo 'menyusui', itu kan berarti yang melakukan si ibu. Ibu menyusui bayi. Sementara yang didorong lewat 'inisiasi menyusu dini' adalah keaktifan si bayi dalam mencari puting dan belajar menyusu. Hohoho, ajaib yak.
Karena kedua hal itu, gw jadi pikir-pikir lagi soal pilihan rumah sakit gw. Apalagi Eci juga 'nakut-nakutin' dengan bilang,"Kok gw gak pernah nemu orang yang ngelahirin di rumah sakit lu ya?" Hehehe, sebenernya ya gw gak perlu khawatir sama omongan Eci. Sebener-benernya sih gitu, tapi ya jadi kepikiran aja. Apa iya itu RS bakalan meng-endorse penggunaan ASI? Apa iya itu RS bakal bisa melakukan inisiasi dini?
Mengacu ke pengalaman kakak gw: enggak.
Nah karena kita tidak boleh jadi keledai yang jatuh di lobang yang sama, gw maunya sih lebih waspada. Hasil diskusi dengan Hil, dia lebih pilih proses persalinan dilakukan di RS yang 'pasti-pasti aja'. Maksudnya, yang udah pasti menganut paham ASI dan inisiasi dini. Dia gak kebayang betapa ribetnya kelak pas persalinan tiba. Ntar gw yang meronta-ronta kesakitan, atau Hil yang pengsan-pengsan (lho, kok horor?), trus mesti maksa-maksa RS melakukan inisiasi dini dan memastikan ASI? Waduh kok rasanya terlalu banyak yang mesti dilakukan...
Jadinya ya itu. Sekarang (lagi-lagi, oh mengapa tidak pernah berhenti), gw lagi window shopping lagi seputar RS yang 'aman' untuk proses melahirkan si doi kelak. Secara gw anak yang well-planned abis, jangan khawatir, proses riset akan terus berlanjut sampai RS ideal itu gw temukan.
Huhuhuhu, ternyata emang gak bisa milih RS hanya dengan alasan geografis...
No comments:
Post a Comment