Gw merasa keberjayaan gw sebagai bumil perlu dilestarikan demi melawan perokok-perokok bajingan di tempat umum.
Biasanya gw suka deg-degan kalo mesti negor perokok yang ada di tempat umum. Misalnya gw naik angkot, trus ada orang di depan gw yang ngerokok. Biasanya gw akan pikir-pikir, enaknya gw bereaksi kayak apa.
- Merengut, ambil tisu trus demonstratif nutup hidung sambil sok batuk-batuk
- Senyum manis, negor itu orang dan minta supaya dia matiin rokok
- Pasrah, nutup idung dan buang muka
Tapi sejak menjadi bumil, gw seolah mendapat kekuatan tambahan untuk melawan perokok-perokok biadab yang ikut membunuh kami yang tak merokok ini. Udah dua kali gw memanfaatkan kesempatan emas ini. Tiap kali gw naik angkot dan berhadapan dengan perokok, maka serta merta gw akan langsung bilang,"Boleh tolong matikan rokok? Saya lagi hamil." Tsaaahh, gw berasa berkuasa banget euy!
Cuma tadi pagi aja gw gak kuasa meneruskan keberjayaan gw itu. Gara-garanya gw naik bajaj, di tengah hujan deras, dari rumah ke kantor, di tengah
kemungkinan sangat kecil untuk mendapatkan bajaj. Jadilah gw merasa berutang budi (padahal mestinya sih biasa aja) sama si tukang bajaj ini. Alhasil gw gak kuasa belagu minta dia berhenti ngerokok pas dia ngebul sambil nyetir bajaj. Padahal itu asepnya langsung byaarrr ke belakang gitu. Gw senyum pasrah aja dah, sambil nyari udara segar dari sela-sela terpal bajaj, huhuhuhu...
No comments:
Post a Comment